Kelompok 5 Genap
Clara Clearesta (11-114)
PAUD akan menjadi cikal bakal pembentukan karakter anak kita. Sebagai titik awal dari pembentukan SDM berkualitas yang memiliki wawasan, intelektual kerpibadian, tanggung jawab, inovatif, kreatif, proaktif dan partisipatif serta semangat mandiri. Pendidikan anak memang sudah diawali sejak dini agar anak bias mengembangkan potensinya secara optimal. Anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi lebih mandiri, disiplin, dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal. Ibarat jalan masuk menuju pendidikan dasar PAUD memuluskan jalan masuk pendidikan dasar. Konsep bermain sambil belajar sambil bermain pada PAUD merupakan pondasi yang mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang lebih beragam. Komponen yang diakses meliputi seluruh aspek perkembangan anak.
Perkembangan Kognitif
Pembelajaran untuk PAUD merupakan proses interaksi antara anak, orang tua atau orang dewasa lainnya dalam suatu lingkungan untuk mencapai tugas perkembangan interaksi yang dibangun tersebut merupakan pembelajaran yang akan dicapai. Pada hakikatnya anak belajar sambil bermain. Oleh karena itu pembelajaran anak usia dini pada dasarnya adalah bermain. Dilihat dari tahap perkembangan kognitif Piaget (dalam Miller 1993) anak usia dini prasekolah/kelompok bermain berada pada tahapan pra operasional, yaitu tahapan dimana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan symbol-simbol melalui kemampuan diatas anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal. Syamsul Yusuf (dalam Masitoh dkk, 2005) mengemukakan perkembangan kognitif pada masa pra sekolah/ kelompok bermain mampu berfikir dengan menggunakan symbol, berfikiran masih dibatasi persepsi.
Sejak lahir sampai usia 3 tahun anak memiliki kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman-pengalaman melalui sensorinya; usia satu setengah tahun sampai kirakira 3 tahun mulai memiliki kepekaan bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya (berbicara, bercakap-cakap).
Perkembangan kognitif misalnya: mengenal nama-nama warna,mengenal nama bagian-bagian tubuh, mengenal nama anggota keluarga,mampu membandingkan dua objek atau lebih, menghitung, menata, mengurutkan; mengetahui nama-nama hari dan bulan; mengetahui perbedaan waktu pagi, siang, atau malam; mengetahui perbedaan kecepatan (lambat dan cepat); mengetahui perbedaan tinggi dan rendah, besar dan kecil, panjang dan pendek; mengenal nama-nama huruf alfabet atau membaca kata; memahami kuantitas benda. Mampu mengungkapkan keinginannya dengan kata-kata,mampu melafalkan kata-kata dengan jelas (bisa dimengerti oleh orang lain).
Perkembangan Socioemosional
Dari segi social emosional, memberikan pendidikan anak di usia dini, membantu mereka dalam mengenal dan memahami berbagai emosi yang tidak hanya mereka alami tetapi juga orang lain alami.
Anak-anak pada usia prasekolah seringkali dapat melihat perasaan orang lain dan juga memahami bahwa emosi berkaitan dengan pengalaman dan keinginan. Seperti di beberapa kasus, terlihat anak-anak yang masih duduk di bangku prasekolah merasa kasihan dengan temannya yang tidak membawa makanan lalu memberikan beberapa bagian dari bekal makanannya sendiri atau kasus lain di lingkungan keluarga dan permainan, mencoba menghibur temannya yang sedang menangis ketika mainan kesayangannya rusak. Dengan belajar memahami dan mengatur emosi diri sendiri, dapat membantu anak dalam hubungan social mereka, mengatur perilaku, dan membicarakan perasaan-perasaan mereka.
Pemahaman emosi ini dapat membantu hubungan social anak dan akan berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak tersebut. Permainan atau kegiatan yang diberikan di sekolah akan mengembangkan indra mereka, belajar meggunakan otot, mengoordinasikan penglihatan dan gerakan, memperoleh penguasaan tubuh, dan memperoleh berbagai keterampilan baru.
Salah satu bentuk permainan social selama masa prasekolah adalah permainan imajnatif yang sering kali beralih dari berpura-pura memerankan sendiri sebuah peran menjadi permainan drama yang melibatkan anak lain. Anak yang sering melakukan permainan imajinatif cenderung lebih mudah bekerja sama dengan anak lain serta lebih populer dan gembira dibandingkan mereka yang tidak. Sebuah penelitian mengatakan bahwa Anak yang menghabiskan waktu lebih banyak dengan menonton TV cenderung kurang imajinatif dalam permainan pura-pura karena mungkin mereka terbiasa secara pasif menyerap imajinasi dan bukan menghasilkannya sendiri.
Bermain dengan teman sebaya juga memungkinkan anak-anak berinteraksi dengan individu lain yang tingkat perkembangannya serupa dengan ciri mereka sendiri. Pada saat anak-anak sebaya mengalami perselisihan di antara mereka sendiri, mereka dituntut untuk memecahkan masalah mereka secara bersama-sama. Dengan cara ini, sifat egosentris yang dimiliki oleh anak-anak prasekolah dapat diatasi. Sedangkan jika seorang anak memiliki masalah dengan orang dewasa, terkadang orang dewasa akan memecahkan masalah tersebut dengan cara otoriter.
Perkembangan Fisik
PAUD juga dilaksanakan untuk membantu perkembangan fisik anak, metode yang digunakan dalam Kelompok Bermain PAUD yaitu belajar sambil bermain sehingga fungsi motorik anak dapat dioptimalkan. Perkembangan fisik/motorik anak terbagi menjadi dua yaitu perkembangan motorik kasar dan motorik halus,
Metode-metode yang digunakan untuk pengembangan motorik kasar yaitu
(1) Berjalan dengan stabil
(2) Naik turun tanggga tanpa berpegangan
(3) Memanjat & Berjalan di papan titian
(4) Melompat dengan satu kaki bergantian
(5) Berlari dengan stabil atau dapat berlari ditempat
Adapun metode-metode lain yang digunakan untuk pengembangan motorik halus yaitu
(1) Membedakan permukaan benda melalui perabaan
(2) Menuang (air, beras, biji-bijian) tanpa tumpah
(3) Menggunting sembarangan
(4) Melipat kertas
(5) Membuat garis lurus, vertikal, melengkung.
Kelompok Bermain PAUD telah berperan baik dalam membantu perkembangan fisik anak, motorik kasar dan motorik halus anak berkembang setelah mengikut PAUD, selain itu tingkat spontanitas dan keberanian anak juga meningkat, metode-metode pengembangan fisik juga sudah dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran yang telah ditetapkan.
Ayo lanjutkan >>