Sabtu, 10 Maret 2012

Bagaimana Memahami Orang?

Postingan kali ini terinspirasi dari kelas Psikologi Kepribadian I. Eh, bukan terinspirasi juga sih, bisa dibilang memang sebagian besar adalah materi pas kelas kepribadian, soalnya judulnya saja sama dengan judul slide di kelas hehe
Oke, dimulai dengan kata memahami orang..
Ehm.. sebenarnya mengenal orang itu gampang gampang susah, lebih banyak gampangnya kan daripada susahnya (ah sius koh?)

hehe perhatikan.. itu mengenal, kalo memahami ya susah susah gampang, lebih banyak susahnya dari pada gampangnya. Terkadang, kita langsung membuat sebuah persepsi mengenai seseorang ketika pertama kali kita temui. Biasanya persepsi ini tergantung dari penampilan orang tersebut ketika bertemu dengan kita. Coba deh duduk di suatu tempat umum (tapi jangan sambil menyodorkan tangan ke atas ya) terus perhatikan orang yang lewat lalu lalang, pasti kita langsung menebak-nebak sifat orang tersebut kan?
Misal nih, ada cowok yang bajunya, celananya, rambutnya, sama barang bawaannya berantakan. Kita pasti langsung menyimpulkan kalau orang tersebut pemalas, ugal-ugalan, nggak bisa merawat diri, pokoknya gitu deh padahal kan bisa saja orang itu sedang buru-buru pergi ke suatu tempat dan akhirnya tidak peduli lagi sama penampilannya.

Nah itu dia, sadar atau tidak sadar setiap orang biasanya menilai orang yang baru dilihatnya berdasarkan penampilan orang tersebut padahal bisa saja penampilannya bertolak belakang dengan sifatnya. Itulah kenapa petuah DON'T JUDGE THE BOOK BY THE COVER sangat penting disini.

Jadi, bagi yang merasa sering menilai orang dari penampilan luarnya saja.. jangan sedih dulu, tenang..
Di Psikologi kepribadian, dipelajari tuh bagaimana orang. Ini dia..

1. Stereotipe
(karakteristik berdasarkan SARA)
2. Hallo Effect
(kesan baik / buruk orang yang baru ditemui)
3. Implicit Personality Theory
(tanpa sadar menyimpulkan sedikit fakta)

Dalam stereotipe, individu cenderung mengelompokkan orang lain berdasarkan SARA. Seperti, orang yang berasal dari satu daeran atau beragama sama cenderung lebih cepat dekat ketika pertama bertemu dibandingkan dengan orang dari daerah lain.

Kemudian, stereotipe ditambah dengan Hallo Effect. Hallo Effect ini adalah kesan pertama ketika bertemu orang. Individu cenderung lebih dekat dengan orang yang terlihat ramah pada awal bertemu dibandingkan dengan orang yang pendiam atau memandang orang lain dengan tatapan tajam.

Nah kedua hal ini yang nantinya akan menghasilkan Implicit Personality Theory, yaitu penilaian tanpa sadar berdasarkan sedikit fakta. Kesannya sama seperti kita memberi label pada seseorang ketika pertama bertemu.

Jadi, wajar kan kalau banyak orang yang langsung menilai seseorang ketika pertama ketemu. Berarti boleh diteruskan sifat seperti itu? Yah jangan dong -.- Kalau sudah tahu nggak bagus ya diubah. Ayo mulailah untuk memahami sifat seseorang sebelum memberi kesimpulan tentang orang tersebut.

Sekian postingan dari kelas Kepribadian I, sebenarnya sih masih banyak cuma itu dulu lah. Kalau bisa diterapkan saja udah bagus banget. Sesi pertanyaan masih dibuka dibawah, monggoo..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar